Ini Loh Ciri-Ciri Hubungan Sehat Yang Siap Menikah, Kamu dan Dia Sudah Begini ?
Usia sudah cukup, pekerjaan sudah mapan, pacar sudah ada, kapan menikah ? Barangkali banyak yang galau soal ini. Entah karena bosan ditanyai teman-teman, gregetan ditagih cucu oleh orang tua, atau simply karena merasa sudah waktunya melepas masa lajang. Padahal kan menikah nggak sesimpel itu. Banyak yang perlu dipikirkan, banyak juga yang perlu dipastikan. Salah satunya soal pasangan.
Sering dengar kan, pasangan yang sudah pacaran bertahun-tahun akhirnya nggak jadi menikah ? Ada yang justru nggak pacaran tapi begitu ketemu ternyata cocok langsung menikah. Ada juga pasangan yang klop banget pas pacaran tapi setelah menikah ternyata nggak cocok. Pastinya nggak mau dong, menikah dengan orang yang salah ?
Eh tunggu, udah ngomongin nikah aja. Memangnya kamu dan pasangan kamu sudah ada di hubungan yang siap menikah ? Kalau belum jangan dipaksain. Gimana sih, hubungan yang sudah siap menikah itu ?
Ciri Hubungan Sehat yang Siap Menikah
Nggak Pakai Drama
Orang dewasa nggak akan mendramatisir keadaan, bahkan cenderung menyederhanakan. Kalau kamu dan pacar kamu masih suka membesar-besarkan masalah kecil seperti ngambek kalau salah satu telat balas chat atau lupa tanggal jadian, pending dulu deh rencana mau nikah itu. Bayangin aja gimana mau membangun keluarga yang bahagia kalau dikit-dikit drama ?
Percaya deh, kehidupan pernikahan nanti jauh lebih menguras energi dibanding pacar yang lupa tanggal jadian. Ada cicilan yang harus dibayar, tabungan jangka panjang yang makin cepat terkumpul makin bagus, konflik dengan mertua, dan masih banyak lagi.
Kalau kamu dan pacar kamu sudah mencapai level mengatasi masalah dengan komunikasi, nggak ada acara ngambek-ngambekan, boleh lah mulai membahas niat untuk menikah.
Quality Over Quantity
Pacarannya anak ABG tuh yang tiap malam harus chat, tiap malam minggu harus ngedate nonton film, tiap pulang sekolah dianter. Kalau kamu dan pacar kamu sudah sama-sama dewasa, kalian tentu mengerti kalau masing-masing punya aktivitas yang nggak bisa ditinggal. Alih-alih chat nggak penting tiap malam yang cuma menghabiskan waktu, kalian lebih memilih melakukan kegiatan positif bersama meski frekuensinya nggak terlalu sering. Misalnya, ke panti asuhan bareng. Atau menemani pacar ke toko buku. Atau sesimpel kalian nonton DVD di rumah sambil ngobrolin cerita keseharian. Tapi waktu yang kalian habiskan bersama berkualitas.
Saling Mendukung
Kalian bisa jadi pasangan suami istri yang kompak kalau sejak pacaran kalian sudah saling mendukung satu sama lain. Kamu mendukung karir pacar kamu, menyemangatinya untuk mengejar impiannya, juga nggak melarang dia melakukan hobinya. Begitupun pacar kamu, dia mengerti passion kamu, mendukungmu mengejar cita-citamu, dan nggak cerewet soal hobi kamu.
Kalau pacar kamu masih suka melarang kamu ini itu, membatasi networkingmu, apalagi sampai menyuruhmu pindah tempat kerja tanpa alasan masuk akal, nggak usah deh membahas masa depan sama dia !
Nggak Ada Kata Jaim
Menjalin pernikahan harus bersama orang yang membuat kamu nyaman. Seseorang yang kamu nggak perlu menjaga image pakai pencitraan segala di depannya. Seseorang yang kamu nggak sungkan untuk menceritakan hari-harimu kepadanya. Tentunya dia juga. Bukan hanya soal sikap kalian terbuka, tapi juga soal finansial. Kalau kamu dan pacar kamu sudah bisa saling terbuka mengenai kondisi finansial kalian tanpa rasa malu, nggak menutup-nutupi kalau punya hutang, kalian bisa mempertimbangkan melangkah ke jenjang selanjutnya.
Saling Mengenal Keluarga
Last but not least, keseriusan kalian menjalin hubungan bisa dilihat dari apakah kalian saling mengenal keluarga pasangan atau nggak. Kalau pacar kamu serius, dia akan membawamu ke keluarganya. Kamu pun begitu, kalau kamu serius dan yakin, kamu nggak akan sungkan membawa pacar kamu menemui orang tua. Kalau kalian berdua sama-sama nyaman dengan keluarga pasangan, segera buat rencana menikah !
sumber : miignon